Posts

Keutamaan Amanat

Keutamaan Amanat وعن أَبي موسى الأشعري - رضي الله عنه - ، عن النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - ، أنَّه قَالَ : (( الخَازِنُ المُسْلِمُ الأمِينُ الَّذِي ينفذُ مَا أُمِرَ بِهِ فيُعْطيهِ كَامِلاً مُوَفَّراً طَيِّبَةً بِهِ نَفْسُهُ فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِي أُمِرَ لَهُ بِهِ ، أحَدُ المُتَصَدِّقين )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ Dan dari Abi Musa Al-Asy’ariy radhiallah ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda: “Seorang Muslim yang menjadi penyimpan (bendaharawan) yang dapat dipercaya dimana ia melaksanakan apa yang diperintahkan dan memberi apa yang harus diberikannya dengan sempurna dan senang hati serta dia memberikannya kepada siapa yang diperintahkannya maka ia termasuk salah seorang yang bersedekah”. (Muttafaqun ‘Alaih) Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1. Makna hadist ini adalah bahwasanya orang yang ikut andil dalam melakukan (merealisakan) ketaatan (contohnya: orang yang menampung dan menyalurkan infak/sedekah – pen) akan mendapat pahala sebagaim

Pentingnya Orang Kepercayaan Yang Saleh

Pentingnya Orang Kepercayaan Yang Saleh عن أبي سعيد الخدري -رضي الله عنه- عن النبي -صلى الله عليه وسلم قال: ((مَا بَعَثَ اللهُ مِنْ نَبِيٍّ، ولا استَخْلَفَ مِن خَليفةٍ، إلا كانَتْ لَهُ بِطَانَتانِ؛ بِطَانَةٌ تَأْمُرُهُ بِالمعْرُوفِ، وَتَحُضُّهُ عليه، وَبِطَانَةٌ تَأْمُرُهُ بِالشَّرِّ، وَتَحُضُّهُ عليه، والمَعْصُوم مَنْ عَصمَ اللهُ)) Dari Abu Sa'id bin Al-Khudri ra. dari Nabi sholallhi alaihi wassala. berkata: "Allah tidak akan mengutus seorang nabi dan tidak akan memilih seorang khalifah melainkan di sekitarnya dua tipe orang kepercayaan, orang kepercayaan yang senantiasa menganjurkan dan mendorongnya untuk berbuat baik, dan pembantu yang menyuruh dan mendorongnya untuk berbuat buruk. Maka orang yang selamat adalah orang diselamatkan oleh Allah". (Bukhari, 7198). Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Segala sesuatu hanya Allah yang menetapkan. Dialah yang menyelamatkan hamba-hamba yang dikehendaki-Nya dengan karunia dan kecurahan tahmatNya. 2- Hubungan anta

Keutamaan Infaq untuk Jihad Dijalan Allah Subhanahu wa Ta'ala

Keutamaan Infaq untuk Jihad Dijalan Allah Subhanahu wa Ta'ala وعن أَبي عبد الرحمن زيد بن خالد الجهني رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رسولُ الله صلى الله عليه وسلم: ((مَنْ جَهَّزَ غَازِيًا في سَبيلِ اللهِ فَقَدْ غَزَا، وَمَنْ خَلَفَ غَازيًا في أهْلِهِ بِخَيرٍ فَقَدْ غَزَا)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.  Dari Abu Abdur Rahman Zaid bin Khalid Radhiyallahu 'Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa yang menyiapkan kebutuhan seorang yang berperang fi sabilillah maka sungguh ia telah ikut berperang. Dan siapa yang mengurus keluarga orang yang berperang fi sabilillah dengan baik maka sungguh ia telah ikut berperang." (Muttafaq 'Alaih) Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Sesungguhnya orang yang menolong dalam amal kebaikan baginya pahala sama dengannya. 2- Infak untuk jihad fi sabilillah adalah seutama-utamanya infak yang dikeluarkan seorang muslim. Karena jihad adalah amal tertinggi di dalam Islam yang menjadi benteng perlindungan b
Image

Keutamaan Orang yang Difahamkan Agama

Keutamaan Orang yang Difahamkan Agama حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيبًا يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ ، وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِى ، وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِىَ أَمْرُ اللَّهِ » “Haddatsanaa Sa’id bin ‘Ufair ia berkata, haddatsanaa Ibnu Wahhab dari Yunus dari Ibnu Syihaab ia berkata, Humaid bin Abdur Rokhman berkata, aku mendengar Muawiyah berkhutbah dan berkata : ‘aku mendengar Nabi  bersabda’ : “Barangsiapa yang Allah  kehendaki kebaikan, maka akan dipahamkan agamanya. Aku hanyalah pembagi, sedangkan Allah  yang memberi. Senantiasa umat ini tegak diatas perintah Allah , tidak akan membahayakan orang-orang yang menyelisihi mereka, sampai datang perintah Allah

Larangan Durhaka Kepada Kedua Orang Tua

Larangan Durhaka Kepada Kedua Orang Tua عن مغيرة بن شعبة رضي الله عنه قال،أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: إِنَّاللَّهَ تَعَالَى حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوقَ اْللأَمَّهَاتِ، وَمَنْعًا وَهَاتِ وَوَأْدَ اْلبَنَاتِ، وَكَرِهَ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ، وَكَشْرَةَ اْلسُّؤَالِ، إِضَاعَةَ اْلمَالِ Dari Mughiroh bin Syu'bah rodhiallohu anhu berkata, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan minta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan)” [Hadits Riwayat Bukhari (Fathul Baari 10/405 No. 5975) Muslim No. 1715 912)] Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Hadits ini adalah salah satu hadits yang melarang seorang anak berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya. 2- Diantara bentuk durhaka (uquq) adalah : a. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa perkataan (u

Takutilah Doa Orang yang Didholimi

Takutilah Doa Orang yang Didholimi عن أبي هريرة رضي الله عنه قال ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لاَشَكِّ فِيْهِنَّ : دَعْوَةُاْلوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ Dari Abu Ghurairota rodhiallohu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallama bersabda: “Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala -yang tidak diragukan tentang do’a ini-, yang pertama yaitu do’a kedua orang tua terhadap anaknya yang kedua do’a orang yang musafir -yang sedang dalam perjalanan-, yang ketiga do’a orang yang dizhalimi” [Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabaul Mufrad, Abu Dawud, dan Tirmidzi] Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Orang yang berdoa dalam keadaan didholimi : Allah Subhanahu Wata’ala mengabulkan doa jeleknya kepada orang yang telah mendholiminya. Begitu juga Allah mengabulkan doanya bagi orang yang telah membantunya dalam menghilangkan kedholiman terhadapnya. 2- Maka